STRATEGI MARKETTING YANG EFEKTIF UNTUK MENGHADAPI PERSAINGAN DALAM MEA
STRATEGI
MARKETTING YANG EFEKTIF UNTUK
MENGHADAPI PERSAINGAN DALAM MEA
Oleh
:
Siti
Chotimah
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan
teknologi membawa dampak untuk seluruh aspek, tidak hanya dari segi teknologi
namun dari segi perekonomian. Perekonomian berperan penting bagi kesejahteraan
masyarakat di Indonesia, semakin maju perekonomian maka tingkat kesejahteraan
masyarakat ikut berkembang, selain itu persaingan dalam dunia bisnis pun
semakin ketat. Melalui ASEAN Economic
Comunity (AEC) 2015 atau yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 maka Indonesia berpeluang untuk
memanfaatkan keunggulan dengan meningkatkan skala ekonomi dalam negeri, guna
memperoleh keuntungan dalam mengikuti perdagangan pasar bebas (Desi, 2013:3).
Tentu saja sangat tidak menutup peluang Indonesia akan menjadi pemain
dan tidak menutup peluang Indonesia akan menjadi penonton yang hanya bisa
berdiam diri sehingga, masyarakat Indonesia harus dapat mengetahui apa itu MEA
dan memiliki pengetahuan yang mendalam untuk mempersiapkan segala pembekalan
yang akan dikembangkan dalam persaingan di MEA.
MEA adalah bentuk integrasi ekonomi
ASEAN yaitu adanya sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN.
Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati
perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).
Tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk
meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN, serta diharapkan
mampu mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi antar negara ASEAN (Suroso, 2015).
MEA
akan menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia dengan transformasi
kawasan ASEAN menjadi pasar tunggal dan basis produksi, sekaligus menjadikan
kawasan ASEAN yang lebih dinamis dan kompetitif. Pemberlakuan MEA dapat pula
dimaknai sebagai harapan akan prospek dan peluang bagi kerjasama ekonomi antar
kawasan dalam skala yang lebih luas, dalam sektor ekonomi di kawasan Asia
Tenggara. MEA mendorong para pengusaha untuk berlomba-lomba dalam memajukan
bisnisnya melalui beberapa inovasi agar bisnis tetap berkembang. Tidak hanya
pengusaha dalam negeri namun seluruh pengusaha di ASEAN juga ikut
berpartisipasi, sehingga persaingan bisnis semakin ketat dan berkembang.
Ketatnya
persaingan dalam MEA membuat pengusaha semakin aktif dalam mempromosikan
produknya. Pengusaha yang kurang berinovasi maka akan mengalami kemunduran
secara perlahan, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak hanya
mengembangkan dalam segi inovasi namun dari sisi strategi pemasaran (marketing) suatu produk untuk dikenali.
Kotler
( 2000:7), “ Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat
individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat
penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain “.
Saladin (2002:2) mengemukakan
pengertian pemasaran adalah sebagai berikut “ Pemasaran adalah suatu proses
sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk
dengan yang lain “
Marketing
merupakan
strategi yang tepat untuk menaikan kinerja penjualan untuk mencapai target
penjualan. Melalui strategi-strategi yang matang akan membuat proses pemasaran
lebih terstruktur. Ketatnya persaingan dalam MEA membuat beberapa kendala terjadi
yaitu kurangnya kesiapan masyarakat Indonesia dalam menghadapi MEA, muncul
tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang
diperjualbelikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu,
tekstil, dan barang elektronik (Santoso, 2008). Dalam hal ini competition risk akan muncul dengan banyaknya barang
impor yang dalam jumlah banyak ke
Indonesia akan mengancam industri lokal dalam bersaing dengan produk-produk
luar negri yang jauh lebih berkualitas. Terlebih lagi Indonesia juga akan
bersaing dengan Singapura dan Cina yang lebih gencar memasarkan produknya ke
Indonesia. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan defisit neraca perdagangan
bagi Negara Indonesia sendiri sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengatasi
hal tersebut.
Upaya
tersebut meliputi bagaimana perusahaan dalam negeri dapat bersaing dalam segi
pemasaran produk. Adapun strategi marketing
yang cukup efektif dalam menghadapi perusahaan lain dalam MEA ialah pertama
perusahaan tersebut harus melakukan peningkatan SDM agar para pekerja lebih
cekatan dalam bekerja dan memberikan ide serta mempertimbangkan setiap langkah
yang akan diambil, kedua menentukan pangsa pasar karena pangsa pasar menentukan
untuk siapakah produk tersebut dipasarkan nanti, ketiga melakukan sosialisasi
besar besaran agar masyarakat tahu keunggulan produk dalam perusahaan,
sosialisasi tersebut meliputi adanya iklan tentang produk, promosi,dll, keempat
perusahaan harus kreatif dalam menciptakan produk baru. Itulah beberapa
strategi marketting yang dapat
digunakan perusahaan dalam menghadapi MEA.
1.2
Rumusan
Masalah
1) Bagaimanakah
strategi marketing berbasis segmentasi dalam menghadapi persaingan ?
2) Bagaimanakah
penerapan strategi marketing berbasis targeting dalam menghadapi persaingan
usaha?
3) Bagaimanakah
penerapan strategi marketing berbasis perencanaan dan program dalam menghadapi
persaingan usaha?
2. PEMBAHASAN
2.1
Strategi
marketing berbasis segmentasi dalam menghadapi persaingan
Penyelenggaraan kegiatan
pemasaran (marketing), tidak terlepas
dari peranan pemasaran sebagai fungsi pengorganisasian dan proses untuk
penciptaan nilai. Di dalam aktivitas bisnis keinginan konsumen, tingkat
pembelian, elastisitas harga dan promosi memiliki perbedaan dalam program pemasaran.
Oleh karena itu, diperlukan upaya program pemasaran yang efektif, yaitu dengan
melakukan segmentasi pasar.
Segmentasi pasar merupakan pembagian kelompok pembeli yang memiliki perbedaan kebutuhan,
karakteristik, ataupun perilaku yang berbeda di dalam suatu pasar tertentu.
Segmentasi pasar bertambah penting dalam pengembangan strategi pemasaran,
terutama akibat perkembangan pasar, perubaan kondisi social, perkembangan
ekonomi, dan persaingan.
Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif, yaitu:
1)
Dapat diukur (measurable)
.
Ukuran, daya beli, dan profil pasar harus dapat diukur
dengan tingkat tertentu.
2)
Dapat dijangkau (accessible).
Segmentasi pasar dapat dijangkau
dan dilayani secara efektif.
3)
Cukup besar (substantial).
Segmentasi pasar cukup besar atau cukup memberi laba yang
dapat dilayani. Suatu segmen merupakan kelompok homogen yang cukup bernilai
untuk dilayani oleh progam pemasaran yang sesuai.
4)
Dapat dibedakan (differentiable).
segmen tersebut dapat dibedakan dengan jelas.
5)
Dapat dilaksanakan (actionable)
Actionable berarti
segmen tersebut dapat dijangkau atau dilayani dengan sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
Begitu luasnya karakteristik yang terdapat di pasar, maka
segmentasi pasar perlu dilakukan, berikut adalah manfaat dan tujuan secara
lebih detail:
1)
Pasar
lebih mudah dibedakan
Sangat sulit bagi perusahaan untuk
terus-menerus mengikuti selera konsumen yang selalu berkembang di keadaan pasar
yang heterogen. Oleh karenanya perusahaan cenderung mencari kelompok konsumen
yang sifatnya homogen agar lebih mudah untuk memahami selera konsumen, agar
produk yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen sehingga produk yang dibuat pun dapat diterima dengan baik
oleh konsumen.
2)
Pelayanan
lebih baik
Ada empat
hal penting yang diinginkan oleh konsumen dalam memenuhi kebutuhannya, yaitu
kualitas, harga, pelayanan, dan ketepatan waktu. Namun dari keempat hal penting
itu, pelayanan merupakan hal yang paling dominan. Sedang harga dan kualitas
seringkali menjadi nomor dua dibanding pelayanan. Oleh karena itu segmentasi
pasar harus dilakukan agar bisa memberikan pelayanan yang mengarah dan tepat
kepada pasarnya.
3)
Strategi
pemasaran lebih terarah
Dengan
melayani pasar yang sifatnya homogen, maka dalam merencanakan strategi
pemasaran, penyusunan bauran pemasaran (marketing mix) yang meliputi produk,
harga, distribusi, dan promosinya dapat lebih terarah dan lebih tajam.
4)
Menemukan
peluang baru
Perusahaan
yang memiliki pemahaman atas segmen pasar yang baik tentunya akan sampai pada
titik di mana ia menemukan peluang, meski peluang yang ditemukan tidak selalu
besar.
5)
Strategi
komunikasi lebih efektif
Komunikasi
bisa menjadi efektif apabila komunikator tahu persis siapa komunikan yang
diajak berkomunikasi olehnya; apa kesukaan, kebiasaan, latar belakang, dan lain
sebagainya. Dalam hal ini perusahaan sebagai komunikator akan berkomunikasi
dengan cara yang berbeda-beda dan melalui media yang berbeda pula yang
disesuaikan kepada segmen pasar yang ditergetnya.
6)
Melihat
kompetitor dengan segmen yang sama
Dengan
mengetahui siapa yang menjadi segmen bagi sebuah perusahaan, tentunya
perusahaan itu juga bisa melihat apabila ada perusahaan-perusahaan lain
(perusahaan kompetitor) yang menawarkan produk / jasa yang sama, yang juga
menargetkan segmen pasar yang sama dengan yang ditargetnya, dan kegiatan apa
saja yang dilakukan perusahaan-perusahaan kompetitor itu untuk merebut
perhatian pasar dalam usaha memenuhi kebutuhan segmen pasar tersebut.
7)
Evaluasi
target dan rencana bisnis
Setelah
mengetahui siapa dan bagaimana karakteristik segmen pasar yang ditarget, maka
perusahaan bisa melakukan evaluasi atas efektif tidaknya kegiatan pemasaran
yang sudah dilakukan selama periode tertentu, apakah sudah sesuai dengan
karakteristik pasar yang ditargetnya, dan juga perusahaan bisa mempelajari apa
yang lebih dan kurang dari strategi yang sudah berjalan, untuk dibuat
perencanaan bisnis selanjutnya di depan.
Dalam mengidentifikasi segmen pasar, ada tiga
tahap prosedur yang harus dilakukan, yakni:
1) Tahap Survey
Dilakukan
wawancara kepada target segmen pasar untuk mendapatkan pemahaman terhadap
sikap, motivasi, dan perilaku konsumen. Wawancara bisa dalam bentuk kuesioner.
2) Tahap Analisis
Di
tahap ini, data yang mengandung variabel-variabel berkorelasi tinggi dibuang,
kemudian dilakukan analisis kelompok untuk menghasilkan jumlah maksimum segmen
yang berbeda.
3) Tahap Pembentukan
Dibentuklah
kelompok berdasarkan perbedaan sikap, perilaku, demografis, psikologis,
psikografis, dan pola media. Dari sifat dominan yang ditemukan pada kelompok
tersebut, diberikanlah nama profil pada kelompok segmen itu.
Dalam pengadaan segmentasi pasar, maka pembagiannya dibagi
berdasarkan sembilan kategori:
1) Segmentasi Pasar berdasarkan Geografi
Pasar
dibagi ke dalam beberapa bagian geografi seperti negara, wilayah, kota, dan desa.
Daerah geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan akan menjadi target
operasi perusahaan.
2) Segmentasi Pasar berdasarkan Demografi
Pasar
dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan dasar pembagian usia, jenis kelamin,
tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan.
3) Segmentasi Pasar berdasarkan Psikografi
Segmentasi
psikografi menelaah bagaimana konsumen dengan segmen demografi tertentu
merespon suatu stimuli pemasaran.
4) Segmentasi Pasar berdasarkan hubungan
secara ekstrim
Merupakan
bentuk efektif segmentasi bagi penggunaan merek, seperti:
1. Tingkat penggunaan: beda segmentasi terletak
pada pengguna berat, pengguna sedang, dan pengguna ringan. Bukan pengguna
sebuah produk, jasa, atau merek khusus.
2. Tingkat kesadaran: kesadaran konsumen pada
produk, kesiapan membeli produk, atau apakah konsumen membutuhkan informasi
tentang produk tersebut.
3. Loyalitas merek: Loyalitas konsumen pada merek dijadikan
perusahaan sebagai identifikasi karakteristik konsumen di mana mereka bisa
langsung menjadi pendukung promosi ke orang dengan karakteristik yang sama
namun dengan populasi yang lebih besar.
5) Segmentasi berdasarkan situasi penggunaan
Kesempatan
ini bisa menentukan apakah konsumen akan membeli atau mengkonsumsi. Segmentasi
ini dibuat untuk membantu perusahaan memperluas penggunaan produk.
6) Segmentasi berdasarkan benefit
Bentuk
segmentasi yang mengklasifikasikan pembeli sesuai dengan menfaat berbeda yang
mereka cari dari produk merupakan bentuk segmentasi yang kuat.
7) Segmentasi Pasar berdasar Tingkah Laku
Segmentasi
ini dikelompokkan berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi
pembeli terhadap suatu produk.
0 komentar:
Posting Komentar